Mengenal HIMAGRO Lebih Dekat

Menjadi mahasiswa pertanian berarti siap menjadi bagian dari agent of change dalam sektor pertanian, yang dimana sektor pertanian sendiri memerlukan regenerasi yang dapat membawa perubahan yang lebih baik untuk memajukan pertanian di Indonesia. Sebuah kewajiban bagi mahasiswa pertanian untuk mempersiapkan diri dalam bentuk keilmuan maupun profesi.

Dua hal itu dirasa tidak cukup didapatkan dalam bangku perkuliahan. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan diri seluas-luasnya dalam berproses, guna mempersiapkan diri untuk kedepannya. Menjadi wadah fasilitator mahasiswa Agroteknologi merupakan upaya HIMAGRO dalam pemenuhan keilmuan dan keprofesian, dan melatih bagaimana mahasiswa untuk berfikir dan bertindak.

Dalam upaya tersebut, HIMAGRO bergerak berlandaskan catur dharma. Di dalam HIMAGRO belajar terkait banyak aspek, tak hanya seputar ilmu pertanian namun juga mengasah softkill bagi mahasiswanya. Seperti bagaimana mahasiswa dalam management waktu, public speaking, team working, interaksi sosial, problem solving, dan masih banyak lagi. Yang mana softskill itu tak cukup didapatkan dalam bangku perkuliahan. Pemenuhan softkill dalam diri mahasiswa harus juga diimbangi dengan pemenuhan hardskill. Setelah apa yang didapatkan dari pembelajaran tentang keilmuan serta softskill, HIMAGRO berupaya untuk mengembangkannya sebagai penerapan nilai dari catur dharma yang kedua. Bentuk pengembangan dari penerapan ilmu pertanian dapat berupa pelatihan yang diadakan setiap tahunnya guna mengasah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menjadi sebuah kewajiban dari diri mahasiswa untuk mengimplementasikan dari apa yang didapat sebelumnya kepada masyarakat. Di sini HIMAGRO tak hanya berbicara terkait keilmuan dan keprofesian, namun HIMAGRO juga bergerak dalam ranah sosial dalam bentuk pengabdian masyarakat sebagai penerapan nilai catur dharma yang ketiga. Bentuk pengabdian kepada masyarakat dapat berupa penerapan ilmu-ilmu pertanian yang telah didapatkan. Dari ketiga nilai catur dharma tersebut, tak lengkap rasanya jika tidak dibalur dengan nilai agama. Nilai agama dirasa penting dalam bergeraknya suatu organisasi. Ilmu tanpa agama akan buta dan sebaliknya, agama tanpa ilmu akan lumpuh. Jadi ilmu dan agama harus berjalan secara seimbang. Hal ini sesuai dengan hadist berikut:

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan dirinya jalan menuju surga.” hadist dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu [HR. Muslim].

Dengan adanya HIMAGRO di tengah masyarakat Agroteknologi, diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan softskill dan hardskill seoptimal mungkin. HIMAGRO tidak hanya menjadi wadah aspirasi dan kreativitas mahasiswa, namun HIMAGRO menjadi tempat pembelajaran dan pengembangan diri mahasiswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Tentang Penulis

Himagro UMY merupakan organisasi semi independen dan berhaluan non-politik praktis yang didirikan pada tanggal 29 April 1988

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *