Zero Waste?

            Zero waste adalah filosofi yang digunakan sebagai gaya hidup yang mendorong penggunaan sumber daya secara bijak dan memaksimalkan siklus hidup sehingga produk dapat digunakan kembali. Zero waste juga soal menjauhi single use plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali. Tujuannya agar sampah tidak dibuang ke TPA. Zero waste merupakan upaya untuk meminimalkan limbah dari produksi hingga akhir produksi. Konsep zero waste dapat menerapkan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuce, Recycle.

            Reduce yaitu mengurangi. Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah banyak, gunakan produk yang dapat diisi ulang, dan kurangi bahan sekali pakai. Reuse adalah menggunakan ulang. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang masih dapat dapat dipakai dan digunakan wadah yang berulang pakai. Recycle adalah mendaur ulang. Gunakan produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

            Hal yang sering disalah artikan adalah zero waste itu tidak menggunakan barang-barang plastik atau mengkriminalkan penggunaan barang plastik. Perlu diketahui bahwa zero waste adalah gaya hidup, dimana bagaimana kita mengendalikan diri  dalam menggunakan barang secara berlebihan sehingga mampu bertanggung jawab terhadap lingkungan. Karena zero waste adalah gaya hidup, tentu butuh proses dalam menjalankannya. Tidak perlu secara besar-besaran, lakukan secara perlahan namun pasti dan konsisten untuk menciptakan gaya hidup yang menerapkan zero waste.

Kenapa Harus Zero Waste?

            Karena tujuan zero waste adalah mengurangi penggunaan barang atau kemasan plastik, maka menerapkan gaya hidup zero waste mampu meminimalisir sampah yang dihasilkan. Riset dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyimpulkan bahwa produksi sampah nasional di Indonesia mencapai 175.000 ton per hari. Rata-rata satu orang penduduk Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0.7kg per hari. Jika dikalkulasi dalam skala tahunan, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 64juta ton.

            Menerapkan gaya hidup zero waste juga mampu menghemat pengeluaran dan menghasilkan gaya hidup yang lebih sehat, karena dalam penerapannya mengurangi mengkonkumsi makanan instan yang mayoritas berkemasan plastik. Dalam hal ini metode Think Before Buy it sangat membantu karena kita harus memprioritaskan mana yang lebih penting untuk dibeli dihubungkan dengan kebutuhan sehari-hari bukan keinginan semata.

Zero Waste dalam Pertanian

            Limbah pertanian di Indonesia sendiri pertahunnya menghasilkan 51.546.297,3 ton BK, dengan Produksi limbah pertanian terbesar adalah jerami padi (85,81%), diikuti oleh jerami jagung (5,84%), jerami kacang tanah (2,84%), jerami kedelai (2,54%), pucuk ubi kayu (2,29%) dan jerami ubi jalar (0,68%) (Anon n.d.). Prinsip Recycle atau mendaur ulang sangat cocok untuk mengatasi limbah pertanian yang ada. Menurut Maharani, dkk (2007), penggunaan kembali, minimalisasi, dan daur ulang sampah adalah hal yang sangat perlu dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang membebani TPA dan lingkungan.

            Mendaur ulang sampah pertanian yang hampir secara keseluruhan adalah bahan organik bisa dilakukan dengan cara membuat sampah pertanian tersebut menjadi kompos. Selain untuk mengurangi besarnya sampah yang dihasilkan, perubahan sampah pertanian menjadi kompos juga sangat bermanfaat dibidang pertanian itu sendiri, sebab dalam pembuatan kompos segala jenis sampah organik bisa dijadikan sebagai pupuk kompos, tinggal bagaimana kita mengatur sampah yang digunakan sehingga menghasilkan pupuk dengan kandungan nutrisi yang diingingkan. Kompos yang dihasilkan sangat berguna untuk memperbaiki tanah dan menambah kandungan nutrisi yang ada didalamnya. Selain itu kompos dari limbah petanian bisa dijual kembali sehingga menghasilkan peluang usaha dari pemanfaatan limbah pertanian itu sendiri.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anon. n.d. “PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN DIKTAT.”

                                                                                                Yogyakarta, 24 Februari 2021

                                                                                                                       M Rizqi Hamdani

Tentang Penulis

Himagro UMY merupakan organisasi semi independen dan berhaluan non-politik praktis yang didirikan pada tanggal 29 April 1988

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *