Urban Farming di Pekarangan Rumah

Oleh : Fauzy Andrianto

Salam Muda Berkarya! Ketika mendengar kata atau  istilah tentang urban farming yang terbesit dipikiran orang awam adalah bertani di perkotaan, ya memang tidak salah istilah akan tetapi definisi yang lebih lengkap dari urban farming adalah praktik budidaya, pemrosesan dan distribusi bahan pangan disekitar kota. Tren urban farming sendiri sudah mulai menyebar luas karena kesadaran masyarakat sendiri akan semakin menyempitnya lahan di daerah perkotaan, akan tetapi sebenarnya berkebun atau bertani itu tak harus selalu dilahan besar dan luas maka dari itu munculah gagasan urban farming untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebu. Urban farming sendiri dapat dilakukan di m edia apa saja seperti di polibag, vertikultur, hidroponik, aeroponik dan lain sebagainya.

            Sekilas tentang gambaran urban farming di atas pada artikel kali ini penekan urban farming sendiri lebih pada aspek budidanya yang di lakukan di pekaranga rumah.

“Sebenarnya apa saja sih yang bisa kita tanam di pekarangan rumah?”

Banyak sekali sobat yang bisa kita tanam dipekarangan rumah kita, seperti tanaman cabai, terong, tomat selada sawi dan berbagai jenis sayuran lainnya. bahkan tanman buah juga bisa kita budidayakan di pekarangan rumah kita sendiri.

            Salah satu contohnya penulis sendiri juga mempraktikkan urban farming di pekarangan rumah. Urban farming yang dikembangkan penulis yaitu dengan menggunakan polibag dengan alasan lebih hemat dikantong karena jika menggunakan hidroponik dan aeroponik pengeluaran akan lebih banyak, maklum karena penulis sendiri masih mahasiswa.

            Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh penulis sendir mulai dari tanaman sayur mayur seperti terong, selada, bunga kol, cabai. Kemudian tanaman buah seperti strawberry bahkan tanaman rempah seperti ladajuga bisa kita budidayakan di pekarangan rumah.

            Bagi penulis sendiri hasilnya sangat memuaskan karena dengan  melalukan praktik urban farming dapat memangkas pengeluaran bulanan kita sendiri, karena kita tak perlu lagi seperti membeli cabai, terong dan sayur lainnya dipasar kan sudah tersedia dipekarangan rumah kita sendiri. kemudian uang yang sering kita belanjakan bisa kita tabung atau kita belikan berbagai jenis benih tanaman yang lain.

            Urban farming sendiri juga bermanfaat saat harga sayur-mayur dipasar sedang meledak seperti harga cabai beberapa musim sebelumnya yang bahkan mencapai ratusan ribu perkilo dengan urban farming kita tak perlu lagi menghitraukan harga yang menggila dipasaran karena kita dapat membudidayakannya sendiri.

            Semoga dengan semakin banyaknya kesadaran masyarakat akan pentingnya bertani, maka akan banyak lahan pekarangan rumah warga yang awalnya tak produktif menjadi semakin produktif dan banyak perekonomian warga yang semakin membaik. “Generasi Muda Jangan Malu Bertani”.

Tentang Penulis

Himagro UMY merupakan organisasi semi independen dan berhaluan non-politik praktis yang didirikan pada tanggal 29 April 1988

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *