Teknologi Pengandali Tikus Sawah Berbasis Micro Controller

Oleh : Damar Sasongko

Padi merupakan penghasil pangan utama di Indonesia. Hasil budidaya tanaman padi adalah beras. Dilihat dari data FAO dan Kementrian Agrikultur, produksi beras di Indonesia pada tahun 2008 adalah 60,3 juta ton kemudian pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 75,4 juta ton. Saat ini, permasalahan utama dalam budidaya padi adalah serangan hama. Salah satu hama yang sering menyerang padi adalah tikus sawah. Tikus sawah dapat menyebabkan tanaman rusak atau gagal panen. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada tahun 2015 rata – rata tingkat kerusakan padi mencapai 20% per tahun. Hal ini dikarenakan serangan tikus sawah terjadi sejak pesemaian hingga panen, bahkan dalam gudang penyimpanan padi.

Umumnya petani mengatasi masalah tikus dengan pemberian umpan beracun, penggeropyokan dan memelihara predator alami seperti burung hantu dan ular sawah, namun cara – cara tersebut kurang efektif. Pemberian umpan beracun memang merupakan alternatif yang paling umum dilakukan karena hasilnya dapat segera terlihat dan mudah diaplikasikan pada areal luas. Namun penggunaan bahan kimia secara terus menerus untuk mengendalikan tikus sawah menimbulkan berbagai masalah baru, terutama bagi lingkungan terlebih ekosistem sawah.

Oleh karena itu perlu dicari alternatif pengendali tikus sawah yang aman bagi lingkungan, salah satunya adalah  gelombang ultrasonik. Tikus merupakan hewan yang peka terhadap gelombang ultrasonik karena jangkauan pendengarannya antara 5 – 60 KHz. Di alam, hewan yang menghasilkan gelombang ultrasonik adalah jangkrik sehingga jangkrik dapat berperan sebagai pengendali tikus sawah, tetapi tingkat frekuensi yang dikeluarkan oleh jangkrik tidak konstan menjadikan hasilnya tidak maksimal untuk mengendalikan tikus.

Berdasarkan pada permasalahan pengendalian tikus sawah yang kurang efektif, maka perlu dibuat alat untuk mengendalikan tikus sawah yang ramah lingkungan dengan nama MR. COOL (Mouse Reject based on Microcontroller). MR. COOL adalah sebuah alat yang memancarkan frekuensi ultrasonik. Dimana frekuensi ini tidak dapat ditangkap oleh telinga manusia, kucing, anjing, dan burung. Frekuensi gelombang ultrasonik membuat tikus merasa gelisah dan  tidak nyaman sehingga membuat mereka menjauhi area frekuensi gelombang ultrasonik. Walaupun tidak akan membunuh tikus, audio frekuensi akan mengusir tikus sehingga sawah terbebas dari gangguan populasi tikus.

Tentang Penulis

Himagro UMY merupakan organisasi semi independen dan berhaluan non-politik praktis yang didirikan pada tanggal 29 April 1988

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *