Mengapa Popularitas Hidroponik Kian Merangkak Naik Ketika Pandemi Masih Bikin Panik?

“Tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan.” [Anonymous]-

 

Pandemi COVID-19 telah melumpuhkan nyaris seluruh kegiatan sehari-hari manusia yang penuh dengan interaksi dan berubah haluan menjadi tetap berada di dalam rumah. Terhitung sejak kasus demi kasus terus mencuat ke permukaan, kewaspadaan tiap individu semakin diuji dengan rasa bosan dengan kebijakan untuk tetap tinggal di rumah. Padahal ada beragam kegiatan yang dapat dilakukan, terutama ketika pandemi COVID-19 masih merajalela dan menebar kepanikan, salah satunya adalah dengan cara bercocok tanam. Teknik urban farming sebagai salah satu terobosan baru yang mulai menarik minat banyak orang, terutama masyarakat perkotaan. Beragam jenis tanaman dapat dibudidayakan lewat urban farming, terutama sayur-sayuran. Perlu diketahui bahwa peningkatan konsumsi buah buahan dan sayur di Indonesia merupakan salah satu target Kementerian Pertanian dalam rangka peningkatan diversifikasi pangan yang bergizi, seimbang dan aman.

Lahan pekarangan adalah salah satu modal untuk mengawali usaha tani dalam skala rumah tangga. Ketersediaan lahan pekarangan di kota besar berbanding terbalik dengan di pedesaan yang masih luas untuk budidaya sayuran. Sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi pengembangan tanaman buah dan sayur karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem pertanian konvensional. Teknik hidroponik dipopulerkan pertama kali oleh Bob Sadino pada tahun 1980 di Indonesia sebagai sebuah hobi bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Seiring bertambahnya waktu, teknik bercocok tanam hidroponik semakin diminati untuk terus dikembangkan dan menjadi siasat untuk memanfaatkan lahan pekarangan guna mewujudkan peningkatan konsumsi pangan dalam skala rumah tangga.

Berdasarkan asal katanya, hidroponik berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang berarti daya. Definisi lain menyatakan bahwa hidroponik merupakan teknik budidaya dengan memanfaatkan air sebagai medium tanam tanpa menggunakan tanah dan lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Konsep pertanian hidroponik cocok diterapkan pada daerah dengan pasokan air terbatas karena tanaman yang dibudidayakan mampu mengefisiensi kebutuhan airnya. Didukung oleh pernyataan Istiqomah (2006) bahwa kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya menggunakan tanah. Oleh karena itu, teknik ini cenderung lebih digandrungi oleh para pecinta dan pegiat urban farming karena mudah diaplikasikan dan memiliki segudang manfaat.

Hidroponik adalah sebuah sistem budidaya yang terbagi menjadi beberapa macam sesuai spesifikasinya masing-masing, diantaranya adalah :

  1. Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) adalah sistem hidroponik yang menerapkan pola sirkulasi nutrisi. Nutrisi disirkulasikan selama 24 jam agar tanaman tidak kekurangan unsur hara. Kekurangan unsur hara dapat menyebabkan tanaman mengalami defisiensi sehingga menurunkan produktiv
  2. Hidroponik DFT (Deep Flow Technique) adalah sistem hidroponik yang mensirkulasi air dan nutrisi menggunakan metode genangan. Genangan ini bertujuan untuk membuat akar tanaman terendam air dan nutrisi sehingga kebutuhan unsur haranya dapat terpenuhi.
  3. Hidroponik sistem sumbu (wick system) adalah sistem yang paling sederhana karena tidak menggunakan instalasi maupun tenaga listrik seperti metode sebelumnya. Cara kerja sistem ini memanfaatkan peristiwa kapilaritas menggunakan kain flanel sebagai perantara nutrisi dari medium tanam supaya diserap oleh akar tanaman.
  4. Rakit apung merupakan sistem hidroponik yang tidak melakukan sirkulasi nutrisi seperti pada metode sebelumnya yaitu wick system. Namun, pada sistem hidroponik rakit apung akar tanaman akan langsung menyerap nutrisi tanpa menggunakan kain flanel.
  5. Dutch Bucketadalah metode yang sering digunakan untuk budidaya dengan jenis tanaman yang memiliki akar tunggang. Medium tanam yang digunakan bersifat padat seperti arang sekam, cocopeatcoccogrow, hidroton, dan pecahan batu bata. Kebutuhan nutrisi pada sistem ini dipenuhi dengan cara irigasi tetes, yaitu nutrisi langsung dari bagian atas yang dialirkan kearah bawah sehingga dapat diterima akar dengan baik.
  6. EBB and Flow System (Sistem Pasang Surut) adalah sistem dengan keadaan tanaman mendapatkan air, nutrisi, dan oksigen dari proses pemompaan bak penampung yang nantinya akan membasahi akar tanaman. Saat air naik membasahi akar disebut pasang, sedangkan saat air dan nutrisi akan kembali lagi ke bak penampungan adalah fase
  7. Drip System (Sistem tetes) adalah teknik hidroponik dengan cara meneteskan larutan nutrisi secara terus menerus ke dalam media tanam melalui pipa atau selang. Larutan nutrisi ditampung di dalam wadah atau tandon air kemudian dihubungkan dengan menggunakan selang yang terhubung dengan media tanam lalu air dipompa hingga membentuk tetesan pada medium
  8. Aeroponik adalah sistem hidroponik yang menggunakan nozzle (selang penyebar) untuk membuat butiran kabut halus yang dapat menghasilkan oksigen. Pada sistem ini tanaman akan menyerap nutrisi yang berukuran kecil serupa dengan kabut.

Hidroponik memiliki banyak spesifikasi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga dalam penerapannya perlu diperhatikan berbagai aspek yang dapat menunjang keberhasilannya. Keunggulan teknik budidaya urban farming yang kini sedang bayak diminati ini adalah mengefisiensi penggunaan pupuk, ramah lingkungan sehingga unsur hara dan pH lebih terjaga ketersediaannya, relatif aman dari gangguan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh patogen tular tanah, dapat dilakukan pada lahan sempit bahkan tanpa lahan sekalipun, media dapat digunakan dalam jangka panjang, pertumbuhan dan perkembangan tanaman lebih cepat karena dibudidayakan dalam pengawasan khusus dan kondisi lingkungan terkontrol. Jenis sayuran yang paling sering dibudidayakan menggunakan teknik budidaya ini biasanya memiliki umur yang pendek seperti, selada, bayam, pakcoi dan kangkung. Selain tanaman sayur, buah-buahan hingga tanaman obat pun dapat dibudidayakan menggunakan teknik hidroponik.

Kita sebagai makhluk Allah yang diciptakan sebagai khalifah sudah sepatutnya mampu memanfaatkan karunia yang telah diberikan, seperti yang tertulis dalam Al-Quran Surat Ta-ha (20: 53) di bawah ini:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّىٰ

Artinya : “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (Q.S. Ta-ha (20): 53).”

Teknik bercocok tanam hidroponik memiliki segudang manfaat dan memiliki pengaplikasian yang mudah sehingga lebih diminati oleh pegiat urban farming. Di masa pandemi seperti hari ini, berbagai kegiatan produktif sebenarnya masih dapat kita lakukan dari dalam rumah, salah satunya dengan cara mencoba kegiatan urban farming. Memanfaatkan lahan pekarangan yang tandus atau bahkan menghias dinding-dinding kosong rumah dengan berbagai spesifikasi hidroponik yang sesuai. Sesuai dengan ayat diatas bahwa Allah berfirman mengenai karunia dan nikmatnya kepada manusia yang hendak mengolah sumber daya alam dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup  supaya kita lebih bersyukur, karena dibalik sebuah kesulitan pasti selalu ada kemudahan.

Sumber :

https://bibitbunga.com/kelebihan-kekurangan-serta-manfaat-hidroponik/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2020.

https://sumeks.co/manfaat-hidroponik-untuk-kehidupan-manusia/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2020.

https://www.bertaniorganik.com/2018/07/28/10-macam-sistem-hidroponik-yang-sering-digunakan/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2020

Istiqomah, S. 2006. Menanam Hidroponik. Azka Press: Jakarta.

 

Yogyakarta, 15 Desember 2020

 

Vilia Anissulam, Rahmat Akbar dan Firda Rachmawati

Editor : Ria Ariani

Tentang Penulis

Himagro UMY merupakan organisasi semi independen dan berhaluan non-politik praktis yang didirikan pada tanggal 29 April 1988

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *