Nemo Garden

Underwater  Farm : Solusi Atasi Kekurangan Lahan Pertanian Di Masa Depan

Sergio Gamberini, salah seorang insinyur yang berasal dari Genvoa, Italia mewujudkan gagasannya mengenai kebun bawah laut. Biosfer buatan ini dikatakan bisa mencegah serangan hama dan membuat kondisi yang ideal untuk pertanian. Melihatnya maraknya penggunaan pestisida pada pertanian konvensional yang menghasilkan lebih banyak emisi, hal inilah yang membuart Sergio Gamberini mengembangkan konsep unik yang dapat mengurangi emisi tanpa menggunakan pestisida. Solusinya bernama Taman Nemo, sebuah perkebunan sayur di dasar laut.

Mengenai pertanian di bawah laut, ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang hanya ditemukan di sebuah novel fiksi ilmiah, tapi ini adalah suatu hal yang nyata bagi Sergio Gamberini dalam usaha penelitiannya dengan Ocean Reef Group yang sudah mengahsilkan sebuah karya menganai pertanian di bawah laut. Dengan bantuan ahli pertanian, perusahaan scuba diving yang berbasis di Genova, Italian ini menerapkan pengetahuan dan teknologi untuk menemukan cara-cara baru untuk menghasilkan bahan pangan.

Proyek penelitian tersebut dikenal sebagai Nemo Garden yang dimulai pada tahun 2012 silam, dan saat ini sudah ada sekitar 7 balon biosphere yang masing-masing dapat menampung sekitar 8-10 nampan atau 22 pot tanaman. Setelah mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, perusahaan siap untuk meningkatkan tes dengan tujuan akhir yaitu mengkomersilkan operasinya. Saat ini, beberapa tanaman seperti stroberi, kemangi, kacang-kacangan, bawang putih, dan selada sedang dalam masa percobaan tumbuh tanpa sinar matahari yang berada di kedalaman 18 – 36 kaki. Tumbuhan-tumbuhan tersebut juga akan selalu dipantau oleh Ocean Reef Group, yakni sebuah perusahaan penyelaman.

Teknologi yang digunakan yaitu hidroponik, dengan menciptakan air tawar melalui desalinasi, kemudian menguapkan air laut menjadi tetes embun di atap dan berakhir dengan air segar akan  menetes kembali untuk menyirami tumbuh-tumbuhan dan sayuran. Tidak seperti sistem hidroponik ataupun rumah kaca yang bergantung pada sistem pemanas dan LED untuk mengatur suhu, pada perendaman di dalam air laut sendiri menawarkan suhu yang stabil serta dapat menghindari dari cuaca yang ekstrim seperti di atas permukaan tanah.

Dilihat dari perkembangannya, pertanian di dalam laut ini digemborkan dapat mengatasi masalah pada sektor pertanian sekarang ini. Selain bertujuan untuk mengurangi emisi seperti pada pertanian konvensional, pertanian di bawah laut juga dapat dijadikan salah satu upaya pengembangan kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan luasan lahan yang setiap tahunnya mengalami penuruan, maka pertanian di bawah laut dapat dijadikan solusi atasi kekurangan lahan pertanian di masa depan.

Sumber : https://kabartani.com/

Tentang Penulis

Himagro UMY merupakan organisasi semi independen dan berhaluan non-politik praktis yang didirikan pada tanggal 29 April 1988

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *