Kenapa Jepang Lebih Unggul Dalam Bidang Pertanian Dibanding Negara Agraris (Indonesia)?

Oleh : Nasiruddin Rasyid

Jepang telah dikenal sebagai negara yang memiliki segudang julukan, di negri dimana naruto dilahirkan ini, ternyata Jepang juga dikenal sebagai negara dengan industri pangan dan pertanian yang maju. Kenapa demikian? Seperti yang dikutip brilio.net, Pemerintah Jepang menerapkan empat pilar pembangunan pertanian Jepang yang salah satunya adalah Farm Size Expansion. Kebijakan ini bertujuan agar kepemilikan lahan pertanian semakin bertambah dari empat hektare menjadi 15 – 20 hektare untuk setiap keluarga petani. Tidak sebatas itu gan, di Jepang itu pemerintahannya sangat perhatian dengan para petaninya, mereka mengendalikan harga produk pertanian sehingga tetap tekendali, tidak seperti di sini (di Indonesia) yang harga produk pertaniannya naik turun seperti perbukitan.

Selain itu, pertanian di Jepang telah menerapkan sistem pertanian modern! Ini nih yang membuat Indonesia berbeda level dalam bidang pertaniannya dibanding Jepang. Jepang dapat dikatakan menggunakan sistem pertanian modern karena negara Jepang menggunakan berbagai alat berteknologi canggih untuk menunjang pertaniannya. Mereka menerapkan kecanggihan teknologi dalam budidayanya, baik dalam penanaman, penyiraman, pemupukan hingga panen.

Jika dibandingkan dengan Indonesia yang “kebanyakan” petani masih menggunakan cangkul untuk “menggarap” lahannya sedangkan Jepang sudah menggunakan alat pencanggul untuk mengolah lahan dengan waktu yang lebih singkat, maka produktifitas pertanian Indonesia jelas masih tertinggal. Kenapa demikian? Karena kebanyakan petani di Indonesia masih menerapkan sistem pertanian konvensional! Hal ini terjadi karena perhatian pemerintahan terhadap petani di Indonesia masih minim! Sistem pertanian modern bukanlah sistem yang mudah untuk diterapkan di Indonesia, apalagi jika pihak pemerintah tidak ikut andil dalam penerapannya. Kenapa demikian? Karena sistem pertanian modern membutuhkan dana yang tinggi untuk dapat memiliki alat pengolah lahan. Selain itu, input dari sistem modern tidak seperti pertanian konvensional.

Pada sistem pertanian modern atau identik dengan sebutan pertanian organik dan berkelanjutan, input yang lebih diutamakan adalah menggunakan bahan – bahan yang memiliki banyak dampak positif bagi lingkungan untuk kelanjutan pertanian dan sedikit dampak negatif. Berbeda dengan sistem pertanian yang mana menggunakan input berupa bahan – bahan kimia sebagai penunjang produktifitas pertanian.

Menurut saya pribadi, saya memaklumi kenapa Indonesia yang rata – rata menerapkan sistem pertanian konvensional masih kalah dibandingkan negara Jepang yang telah menerapkan sistem pertanian modern. Karena, Indonesia masih mengutamakan hasil dari pertanian secara kuantitas, belum secara kualitas seperti di Jepang, selain itu Indonesia belum memikirkan keberlanjutan sektor pertaniannya, sehingga perhatian pemerintah terhadap negaranya yang dikenal oleh dunia sebagai negara agraris masihlah miris. Jadi, sudah sewajanya kita sebagai generasi penerus bangsa yang studynya dibidang pertanian ini membuka mata pemerintahan untuk lebih memperhatikan nasib negara kita ini.

Tentang Penulis

Himagro UMY merupakan organisasi semi independen dan berhaluan non-politik praktis yang didirikan pada tanggal 29 April 1988

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *